Perjuangan Fulham di Premier League Musim Ini
Fulham kembali bertahan di papan tengah Premier League dengan finish di peringkat ke-11 klasemen akhir. Mereka secara tiga musim beruntun berada di papan tengah dan tidak tergusur ke jurang degradasi sejak kembali promosi pada musim 2021-2022 lalu.
Bagi tim lain mungkin menjadi biasa saja untuk berakhir di papan tengah Premier League, namun bagi Fulham ini menjadi sebuah pencapaian apalagi mereka bertahan di Premier League. Lebih dari itu performa mereka pun stabil di tiga musim beruntun.
Sang pelatih Marco Silva memang menjadi kunci performa Fulham khususnya di musim ini. Dalam 38 pertandingan Premier League, Fulham berhasil meraih 15 kemenangan, 9 kali hasil imbang dan menelan 14 kali kekalahan yang membuat mereka finish di peringkat ke-11.
Lini depan dan Lini belakang juga menjadi berimbang ketika mereka berhasil total mencetak 54 gol dan kebobolan 54 gol juga. Fulham pun terpaut 12 poin dari Aston Villa yang finish di peringkat keenam klasemen dan berada di zona terakhir sepakbola Eropa.
Musim ini menjadi musim yang begitu menantang untuk Fulham khususnya sang pelatih Marco Silva, tak banyak pemain yang didatangkan di bursa transfer untuk mengarungi musim ini, ia malah harus kehilangan beberapa pemainnya karena mengalami cedera.

Namun dalamnya skuad Fulham dan adaptasi taktik yang dilakukan Marco Silva membuat performa Fulham tak begitu anjlok dan langsung bisa bangkit setelah mengalami kekalahan. Kepercayaan dan pemilihan pemain di setiap pertandingan menjadi kunci dari Marco Silva untuk meracik Fulham terlebih di musim ini.
Sebagai contoh ia mempunyai dua striker nomor sembilan dalam diri Raul Jimenez dan Rodrigo Muniz. Kedua pemain tersebut tak bisa bermain bersama mengingat Marco Silva bermain dengan satu striker ntah bagaimanapun formasi yang ia gunakan.
Namun ia dengan cerdik bisa tau kapan harus memainkan Raul Jimenez dan tau kapan harus memainkan Rodrigo Muniz. Pemilihan pemain tersebut tentunya menjadi krusial dan tak jarang Marco Silva selalu berhasil dengan satu diantara kedua pemain tersebut menjadi penentu kemenangan.
Hal tersebut juga berlaku pada pemain di posisi lain dan tak hanya berlaku di posisi striker. Dengan skuad yang dalam, badai cedera tentu tak menjadi penghalang apalagi Marco Silva sangat cerdik dalam aspek pemilihan pemain di berbagai pertandingan.
Adaptif dengan Berbagai Skema
Selain cerdik dalam aspek pemilihan pemain, Marco Silva juga tidak strict dengan skema yang ia gunakan. Pelatih kelahiran Portugal tersebut memang lebih sering menggunakan formasi 4-2-3-1, namun tak jarang ia juga bermain dengan skema 3-4-2-1 atau 3-4-3 di berbagai pertandingan.
Contohnya pada pertandingan melawan Wolves pada Februari lalu, Marco Silva bermain dengan tiga bek tengah yang diisi oleh Andersen, Diop dan Cuenca. Hasilnya mereka menang dengan skor 1-2 dan gol dicetak oleh Ryan Sessegnon dan Rodrigo Muniz.
Cairnya skema Marco Silva di Fulham ini didukung oleh beberapa pemain yang bisa bermain di beberapa posisi. Ryan Sessegnon yang merupakan bek kanan bisa bermain sebagai wing bek kanan dalam skema tiga bek, bahkan menjadi pemain sayap kiri atau kanan.
Tak hanya Sessegnon, Adama Traore pun bisa menjalani peran sebagai wing bek dengan posisi aslinya yang merupakan pemain sayap. Alex Iwobi juga demikian, ia bisa menjadi pemain sayap yang beroperasi di sisi kiri atau menjadi gelandang serang dengan peran all role.
Alex Iwobi bahkan menjadi pemain kunci untuk Fulham di musim ini dengan tampil di setiap laga yakni 38 laga dan mencetak sembilan gol dan enam assist. Determinasi dan keseimbangan dirinya menjadi alasan mengapa Marco Silva sangat mengandalkan pemain Nigeria tersebut.
Selain cair dalam menggunakan skema di setiap pertandingan, Marco Silva juga pandai dalam mengelola ruang ganti khususnya dalam memberi tempat kepada tim senior. Sebagai contoh Tom Cairney yang merupakan kapten sebenarnya masih mendapatkan tempat di tim utama meskipun jarang mendapatkan kesempatan bermain dari awal.
Pemain berusia 34 tahun tersebut pada musim ini bermain dalam 25 laga di Premier League dan sebagian besar bermain sebagai pengganti. Marco Silva pun punya alasan untuk memainkan Cairney, selain sebagai kapten pemain bernomor 10 tersebut kadang menjadi pemain yang bisa merubah permainan atau bahkan penentu kemenangan.
Pada pertandingan melawan Tottenham Hotspur pada Desember akhir tahun lalu menjadi bukti, Tom Cairney datang dari bangku cadangan dan mencetak gol untuk membuat Fulham terhindar dari kekalahan meskipun akhirnya ia mendapatkan kartu merah.
Musim ini menjadi musim terakhir untuk Tom Cairney di Fulham, dan sang pelatih Marco Silva memberikan tempat di musim terakhirnya di Craven Cottage. Cairney maupun Marco Silva adalah contoh bagaimana pemain dan pelatih saling memberikan kepercayaan dan membuat fans mempunyai harapan untuk capaian Fulham di setiap musimnya.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan