Premier League musim 2024/2025 telah berakhir, menandai babak baru dalam sejarah sepak bola Inggris. Di musim lalu, sejumlah pemain ikonik yang telah memberikan kontribusi besar bagi klub mereka mengumumkan perpisahan. Ada yang memutuskan untuk mencari tantangan baru di klub lain, sementara beberapa memilih untuk gantung sepatu setelah perjalanan karier yang gemilang.
Selain itu, turnamen Piala Dunia Antarklub FIFA yang dimulai pada Juni menjadi panggung terakhir bagi beberapa pemain sebelum mereka benar-benar meninggalkan dunia sepak bola profesional. Artikel SBOTOP kali ini akan mengulas secara mendalam tentang para pemain yang meninggalkan klub mereka musim panas ini, mengenang perjalanan mereka serta dampak yang mereka berikan di Premier League.
Trent Alexander-Arnold: Sang Anak Emas Anfield yang Melangkah ke Madrid
Setelah lebih dari dua dekade membela Liverpool, perjalanan Trent Alexander-Arnold bersama klub Merseyside itu akhirnya mencapai titik akhir. Pada usia 26 tahun, pemain yang dikenal sebagai salah satu bek kanan paling berbakat di dunia resmi melanjutkan kariernya di Real Madrid. Kepindahan ini terjadi tanpa biaya transfer, sebuah langkah yang mengejutkan banyak pihak dan memicu reaksi beragam dari para penggemar Liverpool. Tidak sedikit suporter yang menunjukkan kekecewaannya, terutama ketika Trent Alexander-Arnold ditarik keluar dalam laga menghadapi Arsenal, sebuah momen yang disambut dengan sorakan negatif dari sebagian penonton.
Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwa kontribusinya bagi Liverpool sangat besar. Ia bukan hanya andalan di lini pertahanan, tetapi juga memberikan peran signifikan dalam membangun serangan tim. Selama membela The Reds, ia turut membawa klub meraih sejumlah prestasi bergengsi, termasuk trofi Premier League dan Liga Champions UEFA. Kepergiannya bukan sekadar transfer pemain biasa, melainkan menjadi penanda berakhirnya sebuah era emas yang penuh kebanggaan dalam sejarah Liverpool. Warisan yang ditinggalkan Alexander-Arnold akan terus dikenang oleh para pendukung dan menjadi bagian penting dari narasi kejayaan klub tersebut.
Aaron Cresswell: Akhir Sebuah Perjalanan Panjang di West Ham United
Aaron Cresswell telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan West Ham United selama lebih dari satu dekade. Sejak bergabung dari Ipswich Town pada tahun 2014, pemain asal Inggris itu menjelma menjadi figur penting di lini pertahanan The Hammers. Selama sebelas tahun masa baktinya, Cresswell mencatatkan total 365 penampilan, sebuah angka yang mencerminkan konsistensi dan dedikasi tinggi yang ia tunjukkan di atas lapangan. Tak hanya soal jumlah laga, kontribusinya juga tercermin dari berbagai momen krusial yang ia jalani bersama tim, baik di kompetisi domestik maupun Eropa.
Musim ini menjadi titik akhir kebersamaan Cresswell dengan klub asal London Timur tersebut. Perpisahannya berlangsung dalam laga penutup Premier League, di mana West Ham meraih kemenangan meyakinkan atas mantan klub yang pernah ia bela. Momen tersebut menjadi simbol akhir sebuah era, terlebih karena beberapa pemain senior lainnya seperti Łukasz Fabiański, Vladimir Coufal, dan Danny Ings juga akan meninggalkan klub pada musim panas ini. Kepergian para pemain berpengalaman tersebut membuka jalan bagi fase baru dalam pembangunan skuad, dengan West Ham bersiap untuk memulai lembaran baru dan menyusun kembali fondasi tim demi menghadapi tantangan masa depan.
Kevin De Bruyne: Sang Maestro Manchester City yang Mengakhiri Kisahnya di Etihad
Kevin De Bruyne telah menorehkan jejak yang sangat mendalam dalam sejarah Manchester City, menjadi sosok sentral dalam transformasi klub menjadi salah satu kekuatan dominan di sepak bola Inggris dan Eropa. Selama lebih dari sepuluh tahun membela The Citizens, gelandang asal Belgia tersebut memainkan peran vital sebagai pengatur tempo dan kreator serangan. Dengan visi permainan yang tajam, akurasi umpan luar biasa, serta kemampuan mencetak gol dari lini kedua, De Bruyne menjadi motor penggerak tim dalam berbagai momen penting.

Kontraknya bersama Manchester City berakhir pada penghujung musim ini, dan klub memutuskan untuk tidak memperpanjang kerja sama tersebut. Keputusan ini sekaligus menandai akhir dari sebuah era yang penuh kejayaan. Dalam kurun waktu tersebut, De Bruyne tampil dalam 422 pertandingan, mencetak 108 gol, serta mempersembahkan 19 trofi bergengsi untuk klub, termasuk beberapa gelar Premier League yang sangat prestisius. Pencapaiannya tersebut menjadikan dirinya sebagai salah satu pemain paling ikonik dalam sejarah Manchester City, bahkan mendapat pengakuan dari jajaran tertinggi klub sebagai figur terbaik yang pernah membela seragam biru langit.
Kepergiannya tentu meninggalkan kekosongan besar, baik dari segi teknis di lapangan maupun dalam hal kepemimpinan di ruang ganti. Tidak mudah mencari pengganti pemain dengan kualitas dan pengaruh sebesar De Bruyne, dan tantangan besar kini menanti Manchester City dalam membangun ulang lini tengah mereka tanpa sosok yang selama ini menjadi poros utama permainan. Meskipun masa baktinya telah berakhir, warisan De Bruyne akan terus hidup dalam ingatan para pendukung dan menjadi bagian dari identitas klub untuk waktu yang lama.
Abdoulaye Doucouré: Perpisahan yang Tulus di Goodison Park
Setelah lima tahun memperkuat Everton, Abdoulaye Doucouré resmi mengakhiri perjalanan kariernya bersama klub asal Merseyside tersebut. Gelandang berkebangsaan Mali itu telah menjadi salah satu pilar penting di lini tengah sejak didatangkan dari Watford, dengan total 166 penampilan dan 21 gol yang ia sumbangkan di berbagai kompetisi. Kontribusinya tidak hanya tercermin dari statistik, tetapi juga dari peran vital yang ia mainkan dalam berbagai momen krusial selama masa pengabdiannya.
Salah satu pencapaian paling berkesan Doucouré bersama Everton terjadi pada Mei 2023, ketika ia mencetak gol tunggal dalam laga penentuan melawan Bournemouth. Gol tersebut memastikan Everton tetap bertahan di Premier League, menghindari ancaman degradasi yang membayangi sepanjang musim. Momen itu menjadi simbol ketangguhan mental dan kualitasnya sebagai pemain yang mampu tampil menentukan di saat-saat genting.
Keputusan untuk melepas Doucouré merupakan bagian dari langkah strategis yang diambil oleh manajemen klub dalam menghadapi masa depan. Everton saat ini tengah menjalani fase transisi, mencoba keluar dari bayang-bayang performa yang kurang konsisten dalam beberapa musim terakhir. Kepergian pemain-pemain berpengalaman seperti Doucouré menandai dimulainya proses peremajaan skuad, dengan harapan dapat membangun fondasi yang lebih kuat dan kompetitif untuk jangka panjang. Meskipun tidak lagi berseragam biru, peran dan jasa Doucouré akan selalu dikenang oleh para pendukung sebagai bagian dari perjalanan emosional klub dalam menghadapi berbagai tantangan.
Christian Eriksen: Legenda Midfield Manchester United yang Mengukir Sejarah
Christian Eriksen merupakan salah satu gelandang paling berkelas yang pernah menghiasi panggung Liga Inggris dalam era modern. Selama tiga musim berseragam Manchester United, pemain asal Denmark tersebut tampil sebagai sosok yang membawa ketenangan dan kecerdasan di lini tengah. Dengan gaya bermain yang elegan dan kemampuan dalam membaca permainan, Eriksen menjadi komponen penting dalam skema permainan yang dibangun oleh manajer Erik ten Hag.
Sebelum membela Manchester United, Eriksen telah lebih dulu menorehkan namanya bersama Tottenham Hotspur, di mana ia dikenal sebagai kreator serangan yang andal. Ia juga sempat memperkuat Brentford setelah pulih dari insiden yang hampir mengakhiri kariernya, dan menunjukkan ketangguhan luar biasa untuk kembali ke level tertinggi sepak bola. Pengalaman serta ketekunannya membuat Eriksen menjadi figur yang dihormati baik di dalam maupun di luar lapangan.
Selama berada di Old Trafford, Eriksen ikut berkontribusi dalam membawa Manchester United meraih dua gelar domestik penting, yaitu Piala Liga dan Piala FA. Prestasi tersebut menjadi bagian dari periode kebangkitan klub di bawah kepemimpinan baru, dan Eriksen memainkan peran penting dalam proses tersebut melalui assist-assist akurat serta kontrol permainan yang stabil.
Keputusan untuk meninggalkan Manchester United menandai akhir dari babak penting dalam kariernya di Inggris. Meski demikian, warisan yang ditinggalkannya—baik dalam bentuk kontribusi teknis maupun profesionalisme—akan tetap dikenang oleh para penggemar. Eriksen telah menunjukkan bahwa kemampuan dan ketangguhan mental dapat menjadi fondasi bagi perjalanan karier yang panjang dan penuh arti di dunia sepak bola.
Jonny Evans: Sang Bek Senior yang Menutup Karier di Manchester United
Jonny Evans mengawali karier profesionalnya di Manchester United dan menutup lembaran terakhir perjalanannya sebagai pesepak bola di klub yang membesarkan namanya. Bek asal Belfast ini pertama kali memperkuat tim utama United di era kepelatihan Sir Alex Ferguson, di mana ia tampil hampir 200 kali dalam periode pertamanya bersama klub. Selama masa itu, ia turut menjadi bagian dari salah satu era tersukses dalam sejarah Manchester United, mengoleksi berbagai trofi bergengsi sebelum akhirnya melanjutkan karier ke West Bromwich Albion dan Leicester City untuk mencari tantangan baru.
Pada musim panas 2023, Evans kembali ke Old Trafford dalam situasi yang tak banyak diprediksi. Meski awalnya hanya bergabung untuk menjaga kebugaran saat pramusim, performanya yang solid dan pengalaman yang dibawanya membuat klub memutuskan untuk mengontraknya kembali. Kehadirannya memberikan kedalaman skuad dan ketenangan di lini belakang, terutama dalam masa transisi tim di bawah manajer baru. Setelah dua musim terakhir yang dijalani dengan penuh dedikasi, Evans akhirnya memutuskan untuk mengakhiri karier profesionalnya di usia yang matang, sekaligus menutup siklus panjangnya bersama Manchester United.
Selama membela klub, ia berhasil meraih total 12 gelar juara, mayoritas diperoleh saat masih dalam usia muda dan menjadi bagian dari skuad yang kompetitif di pentas domestik maupun Eropa. Evans dikenal sebagai bek yang solid, memiliki naluri bertahan yang tajam, serta kecerdasan dalam membaca pergerakan lawan. Gaya bermainnya tidak mencolok, namun sangat efektif, dan itulah yang membuatnya tetap relevan di level tertinggi sepak bola selama bertahun-tahun. Kepergiannya dari lapangan hijau menandai akhir dari salah satu karier paling konsisten yang dimiliki oleh pemain asal Irlandia Utara dalam sejarah Premier League.
Jamie Vardy: Dari Non-League Menuju Puncak Leicester City
Jamie Vardy merupakan simbol nyata dari tekad, kerja keras, dan keteguhan yang mampu mengantarkan seorang pemain dari jalur non-liga menuju puncak sepak bola Inggris. Perjalanan kariernya bersama Leicester City dimulai saat klub tersebut masih berkompetisi di divisi Championship. Dalam waktu yang relatif singkat, Vardy menjadi kekuatan utama di lini depan The Foxes, memainkan peran krusial dalam perjalanan luar biasa klub yang berhasil menorehkan sejarah dengan menjuarai Premier League dan kemudian menambah prestasi dengan trofi Piala FA.
Selama 13 tahun pengabdiannya di King Power Stadium, Vardy tidak hanya tampil konsisten tetapi juga menjadi simbol kebangkitan Leicester dari tim papan tengah menjadi salah satu kekuatan kompetitif di Inggris. Dengan torehan 200 gol dalam 500 penampilan resmi, ia menjelma menjadi legenda hidup klub—bukan hanya karena statistiknya, tetapi juga karena semangat dan loyalitas yang ia tunjukkan sepanjang kariernya.
Momen perpisahan Vardy berlangsung dengan penuh emosi dan penghargaan. Pada pertandingan terakhirnya, ia masih sempat mencetak gol, seolah menutup kariernya dengan cara yang paling layak dan bermakna. Sambutan hangat dari para suporter, standing ovation, dan pengakuan luas sebagai pemain terbaik sepanjang masa Leicester City menjadi cerminan betapa besar pengaruhnya terhadap klub, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Joel Ward: Sang Veteran Crystal Palace yang Pensiun dengan Penuh Kebanggaan
Joel Ward telah menjadi bagian penting dari perjalanan panjang Crystal Palace, menjadi satu-satunya anggota tersisa dari skuad yang sukses memenangkan play-off Championship pada tahun 2013 dan membawa klub kembali ke Premier League. Sejak didatangkan dari Portsmouth, Ward menunjukkan dedikasi luar biasa selama lebih dari satu dekade, dengan mencatatkan lebih dari 350 penampilan untuk klub yang bermarkas di London Selatan tersebut. Keandalannya sebagai bek kanan yang konsisten dan profesionalisme tinggi membuatnya dihormati oleh rekan setim, pelatih, dan para pendukung.
Musim ini menjadi penutup yang sangat berarti bagi karier panjang Ward, karena ia memutuskan untuk pensiun dari sepak bola profesional. Keputusan tersebut bertepatan dengan pencapaian bersejarah Crystal Palace yang berhasil meraih trofi Piala FA untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Meskipun tidak tampil di partai final, kehadiran dan keterlibatannya sepanjang musim menjadi bagian tak terpisahkan dari kesuksesan tim. Ia turut merayakan kemenangan bersama rekan-rekannya, dan momen perpisahannya di Selhurst Park berlangsung penuh haru, diiringi tepuk tangan dan penghormatan hangat dari para suporter. Ward bukan hanya meninggalkan klub sebagai pemain senior yang telah melalui berbagai pasang surut, tetapi juga sebagai sosok panutan yang mencerminkan nilai-nilai loyalitas dan ketekunan. Kepergiannya menandai akhir dari era penting dalam sejarah modern Crystal Palace, dan namanya akan selalu dikenang sebagai bagian dari fondasi tim yang berhasil membawa klub mencapai stabilitas dan prestasi yang membanggakan.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan