Mencari aksi seru lainnya?

SBOTOP memiliki banyak hal untuk Anda

Kunjungi www.sbotop.com
untuk melihat game menarik dan penawaran eksklusif

Untuk informasi lebih lanjut:
Email kami di [email protected]

KUNJUNGI SEKARANG

SBOTOP APP Welcome Freebet – ID

La Liga: Real Madrid Pasca Piala Dunia Antarklub FIFA, Apa yang Perlu Dievaluasi?

Turnamen Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 yang digelar di Amerika Serikat memberikan banyak hal untuk dipelajari oleh sang raksasa La Liga, Real Madrid, dan pelatih barunya, Xabi Alonso. Kekalahan menyakitkan dari Paris Saint-Germain dengan skor telak 0-4 di babak semifinal menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan pengamat sepak bola. Namun, apakah kekalahan itu mencerminkan kondisi sesungguhnya dari Los Blancos? Atau hanya bagian dari proses adaptasi dan eksperimen? Simak ulasan SBOTOP berikut.

 

Turnamen Prestise atau Sekadar Formalitas?

Turnamen Piala Dunia Antarklub FIFA, meski disorot secara global, sejatinya tidak memikul beban tekanan yang sama seperti ajang La Liga atau Liga Champions UEFA. Tidak sedikit yang menilai bahwa keikutsertaan klub-klub top Eropa lebih karena alasan komersial dan finansial ketimbang prestisius. Real Madrid, dengan jadwal padat dan pergantian pelatih yang baru saja terjadi, datang ke turnamen ini bukan dalam kondisi optimal, baik secara fisik maupun taktik.

Dalam konteks itu, kekalahan dari Paris Saint-Germain seharusnya tidak menjadi dasar utama untuk menilai kekuatan Real Madrid secara keseluruhan. Banyak pemain kunci yang absen, sementara Xabi Alonso baru saja mulai mengimplementasikan ide-ide barunya di dalam tim.

 

Eksperimen dan Adaptasi di Bawah Xabi Alonso

Xabi Alonso hanya memiliki waktu kurang dari satu bulan untuk mempersiapkan tim sejak penunjukannya sebagai pelatih kepala Real Madrid. Dalam waktu singkat tersebut, ia harus membentuk fondasi taktik dan memilih formasi yang sesuai untuk para pemain yang ada. Piala Dunia Antarklub FIFA, meski mengecewakan dalam hasil akhir, justru memberikan Xabi Alonso ruang untuk bereksperimen, termasuk mencoba formasi empat dan lima bek serta memainkan pemain di posisi yang tidak biasa.

Contohnya adalah keputusan menempatkan Federico Valverde sebagai bek kanan, menggantikan Trent Alexander-Arnold yang cedera. Meski eksperimen tersebut tidak berhasil sempurna, setidaknya Xabi Alonso mendapatkan gambaran jelas mengenai fleksibilitas dan batas kemampuan skuadnya.

 

Peran Cedera dan Ketidakhadiran Pemain Kunci

Salah satu faktor utama yang memengaruhi performa Real Madrid di turnamen ini adalah absennya sejumlah pemain penting. Thibaut Courtois, meski tampil luar biasa menyelamatkan beberapa peluang Paris Saint-Germain, tetap tidak mampu menyelamatkan tim dari kebobolan besar. Barisan pertahanan yang rapuh menjadi sorotan, terlebih dengan absennya bek baru Dean Huijsen akibat suspensi.

Tambahan lagi, pemain-pemain seperti Eder Militao dan Dani Carvajal yang menderita cedera panjang sejak awal musim sangat dirindukan kontribusinya. Ketidakhadiran mereka merusak stabilitas pertahanan Real Madrid, yang biasanya menjadi kekuatan utama mereka di laga-laga besar. Dalam hal ini, bukan hanya strategi Xabi Alonso yang sedang dalam proses, namun juga ketahanan skuad secara keseluruhan.

 

Trio Serangan: Dinamika Mbappé, Jude Bellingham, dan Vinícius Junior

Salah satu pertanyaan besar yang muncul dari para pengamat adalah bagaimana Xabi Alonso akan menyatukan tiga bintang utamanya — Kylian Mbappé, Jude Bellingham, dan Vinícius Júnior — dalam satu sistem permainan yang kohesif. Ketiganya memiliki karakteristik dan gaya bermain yang kuat, namun belum sepenuhnya selaras ketika dimainkan bersama.

Kylian Mbappe cetal banyak gol di La Liga musim ini
Kylian Mbappe targetkan gelar La Liga

Selama turnamen, beberapa pihak menilai bahwa Real Madrid justru tampil lebih luwes saat Kylian Mbappé absen karena sakit, dan posisi ujung tombak diisi oleh pemain muda Gonzalo García. Namun patut dicatat, lawan-lawan saat itu bukanlah tim dengan kaliber sekuat Paris Saint-Germain.

Yang jelas, ketika ketiganya dalam kondisi bugar dan telah menemukan ritme bermain bersama, potensi kombinasi mereka bisa menjadi salah satu yang paling mematikan di Eropa. Namun, untuk mencapai titik itu, Xabi Alonso membutuhkan waktu dan kesempatan menguji strategi dalam pertandingan yang lebih kompetitif di musim reguler.

 

Sebuah Musim yang Tidak Sepenuhnya Gagal

Banyak yang menilai tahun 2025 sebagai masa transisi yang mengecewakan bagi Real Madrid. Namun, jika dilihat lebih objektif, Madrid tetap berhasil meraih dua trofi: Piala Super UEFA dan Piala Dunia Antarklub FIFA. Bagi sebagian besar klub lain, pencapaian tersebut sudah lebih dari cukup. Hanya karena standar Real Madrid yang tinggi, maka hasil itu dianggap belum memenuhi ekspektasi penuh para penggemar.

Yang harus dicermati adalah kemampuan klub untuk tetap bersaing di tengah badai cedera dan pergantian pelatih. Xabi Alonso, yang membawa semangat baru, diharapkan mampu mengembalikan stabilitas dan kejayaan tim di musim-musim mendatang.

 

Rencana Transfer dan Penguatan Skuad

Menjelang musim 2025/2026, Real Madrid belum berhenti memperkuat skuadnya. Salah satu target utama mereka adalah Alvaro Carreras, bek kiri muda milik Benfica. Pemain ini dikabarkan hampir bergabung dengan Real Madrid, dan memiliki klausul rilis senilai 50 juta euro. Kehadirannya diharapkan bisa memberikan kedalaman pada sektor pertahanan yang musim lalu banyak kekurangan pemain fit.

Namun, bila semua pemain inti kembali dalam kondisi bugar, sebenarnya lubang di skuad Real Madrid tidak sebanyak yang dipikirkan banyak orang. Masalah utama di musim sebelumnya lebih pada kondisi fisik dan adaptasi sistem baru, bukan pada kualitas atau kuantitas pemain.

 

Optimisme Menyambut Musim Baru

Dengan jadwal pertandingan pembuka melawan Osasuna yang mungkin ditunda demi memberi waktu lebih banyak untuk persiapan, Real Madrid berharap bisa memulai musim La Liga dengan optimal. Target Xabi Alonso jelas: membawa Real Madrid kembali menjadi kekuatan dominan di kompetisi domestik maupun Eropa.

Dukungan besar diberikan oleh manajemen klub, termasuk dalam hal investasi pemain dan kepercayaan penuh terhadap filosofi Xabi Alonso. Ketika semua pemain tersedia dan sistem mulai berjalan mulus, tidak ada alasan mengapa Madrid tidak bisa menjadi favorit utama peraih gelar juara.

   

●●●

Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan

Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan

Ikuti kami di Facebook, Twitter, Instagram dan Youtube

Chat Langsung