Bundesliga musim 2024/2025 menyuguhkan berbagai kisah menarik dari sisi taktik dan kepelatihan. Di tengah dominasi Bayern Munich yang kembali menjuarai liga, beberapa pelatih muncul sebagai sosok kunci yang memberikan warna berbeda dalam persaingan. Tiga di antaranya menonjol karena bukan hanya hasil akhir, tetapi juga transformasi dan keputusan strategis yang mereka buat sepanjang musim. Simak ulasan SBOTOP selengkapnya di bawah ini.
1. Vincent Kompany: Juara Baru, Gaya Baru
Bergabung dengan Bayern Munich pada awal musim, Vincent Kompany menghadapi tekanan besar. Klub raksasa Jerman ini baru saja kehilangan gelar musim sebelumnya, dan publik mengharapkan kembalinya dominasi Die Roten. Meski datang dari Burnley yang terdegradasi dari Premier League, Kompany membuktikan dirinya bukan sekadar mantan pemain bintang, melainkan pelatih dengan potensi besar.
Dengan skuad bertabur bintang dan dukungan finansial terbesar di Jerman, tantangan utama Kompany justru adalah ekspektasi yang sangat tinggi. Banyak yang menganggap ia hanya melanjutkan kekuatan Bayern Munich yang sudah mapan. Namun, pencapaiannya menunjukkan lebih dari sekadar memanfaatkan materi pemain kelas atas.
Sejak pekan ketiga, Bayern Munich terus berada di puncak klasemen dan menutup musim dengan 25 kemenangan dari 34 pertandingan, hanya menelan dua kekalahan, serta mencetak 99 gol – terbanyak di liga. Di bawah arahannya, Harry Kane juga tampil luar biasa dengan torehan 36 gol dan 15 assist, menjadikannya pencetak gol terbanyak sekaligus pencetak sejarah baru di Bundesliga dengan 60 gol dalam 60 pertandingan.
Transformasi Bayern Munich tidak hanya soal hasil, tetapi juga pendekatan permainan yang lebih fleksibel dan agresif di lini serang. Vincent Kompany menggabungkan pendekatan taktis modern dengan motivasi tinggi pemain, menghasilkan tim yang efisien dan sulit dihentikan.
2. Dino Toppmöller: Mengantar Eintracht Frankfurt ke Liga Champions UEFA
Jika keberhasilan Kompany terkesan didukung infrastruktur besar, pencapaian Dino Toppmöller bersama Eintracht Frankfurt justru mengejutkan. Musim lalu, Eintracht Frankfurt finis di peringkat keenam dengan jarak 16 poin dari lima besar. Namun, musim ini mereka berhasil meroket ke posisi ketiga dan mengamankan tiket Liga Champions UEFA – sesuatu yang belum pernah mereka capai lewat jalur liga sebelumnya.
Dino Toppmöller, yang baru menjalani musim keduanya sebagai pelatih Bundesliga, tampil luar biasa dalam membangun tim yang solid tanpa tergantung pada nama besar. Ia mampu meracik skuad yang kompetitif meski kehilangan pemain andalan Omar Marmoush pada bursa transfer musim dingin.
Keberhasilannya tak lepas dari kemampuan memaksimalkan talenta muda. Pemain seperti Nathaniel Brown, Nnamdi Collins, Jean-Mattéo Bahoya, dan Oscar Hojlund mendapat menit bermain signifikan dan ikut berkontribusi dalam sukses Eintracht Frankfurt musim ini, termasuk pencapaian mereka ke perempat final Liga Europa.
Stabilitas permainan, organisasi pertahanan yang solid, dan efisiensi serangan menjadi ciri khas Eintracht Frankfurt di bawah asuhan Dino Toppmöller. Tak heran jika kontraknya diperpanjang hingga 2028, sebagai bentuk kepercayaan jangka panjang dari manajemen klub.
3. Bo Henriksen: Menulis Ulang Sejarah Mainz

Satu nama lagi yang patut diperhitungkan dalam daftar pelatih terbaik musim ini adalah Bo Henriksen dari Mainz. Pelatih asal Denmark ini mengambil alih kendali tim pada Februari tahun lalu dan langsung membuat dampak signifikan. Ia berhasil menyelamatkan Mainz dari ancaman degradasi dengan sembilan pertandingan tanpa kekalahan di akhir musim lalu.
Musim ini, meski diawali dengan awal yang lambat, Bo Henriksen berhasil mengangkat performa tim secara drastis. Dari posisi ke-13, Mainz melesat ke posisi keenam dan meraih tiket ke kompetisi Eropa – hanya kali kelima dalam sejarah klub mereka meraih pencapaian ini. Yang lebih membanggakan, mereka berhasil mengungguli RB Leipzig untuk posisi tersebut.
Bo Henriksen membawa semangat baru ke dalam skuad Mainz. Dengan pendekatan pragmatis dan sentuhan motivasi yang kuat, ia membentuk tim yang sulit dikalahkan dan konsisten di paruh kedua musim. Ini juga menjadi pertama kalinya sejak musim 2016/2017, Mainz kembali tampil di fase grup kompetisi Eropa.
Capaian ini terasa luar biasa karena Mainz bukan klub dengan anggaran besar ataupun skuad mewah. Mereka mengandalkan semangat tim, kerja keras, dan strategi efektif. Bo Henriksen membuktikan bahwa dengan visi yang tepat dan pendekatan yang membumi, klub dengan sumber daya terbatas pun bisa bersaing di level atas Bundesliga.
APRESIASI UNTUK PARA PELATIH YANG MEMBAWA WARNA BARU
Meskipun Bayern Munich kembali menjadi juara, musim Bundesliga 2024/2025 tidak hanya tentang dominasi raksasa Bavaria itu. Keberhasilan pelatih seperti Dino Toppmöller dan Bo Henriksen membuktikan bahwa inovasi, keberanian mengambil risiko, dan kemampuan mengelola tim dengan pendekatan berbeda bisa menghasilkan pencapaian luar biasa.
Peran pelatih dalam mengembangkan talenta muda, meracik strategi jitu, dan menjaga semangat tim di tengah musim yang panjang sangat menentukan hasil akhir. Ketiganya – Kompany, Toppmöller, dan Henriksen – memberikan pelajaran penting bahwa kepemimpinan di lapangan hijau bukan hanya tentang taktik, tetapi juga manajemen manusia dan kemampuan beradaptasi dengan situasi. Musim ini memperlihatkan beragam gaya kepelatihan yang berhasil. Dari Bayern Munich yang kembali dominan dengan mesin golnya, Frankfurt yang mengejutkan banyak pihak dengan efisiensi dan talenta muda, hingga Mainz yang menyusul ke kompetisi Eropa dengan determinasi tinggi. Para pelatih ini pantas disebut sebagai arsitek kejayaan klub mereka masing-masing.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan